JANGAN
MUDAH MARAH
الحمدُ للهِ . الحمدُ
للهِ القَوِيِّ سُلْطَانُه . الواضحِ بُرْهَانُه . المبسوطِ في الوجودِ كَرَمُهُ
وإحسانُه . أشهد ان لا اله الا الله . الذي خَلَقَ الْخَلْقَ لِحِكْمَةٍ . وطَوَى
عليه عِلْمَهُ . وأشهد أنَّ سَيِّدَنَا محمدًا عبدُه ورسولُه . العبدُ الصادقُ في
قولِهِ وفِعْلِهِ . اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وبارِكْ على سيِّدِنَا ومولانا محمدٍ .
الذي أُرْسِلَ للعالمين بشيرًا ونذيرًا . وفي ظُلْمَةِ الْجَهْلِ
للمُسْتَبْصِرِيْنَ سِراجًا وقمرًا منيرًا .
أما بعد ,
فياأيهاالمسلمون رحمكم الله ... اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوْتُنَّ الا
وانتم مسلمون . قال الله تعالى في كتابه العظيم : يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ .
Ma'asyiral Muslimin…
Sidang jum’at Rahimakumullah
Mudah marah atau cepat emosi
adalah termasuk dari akhlak yang tercela yang harus dijauhi oleh setiap orang
islam. Hal ini disebabkan karena mudah marah itu akan mendatangkan permusuhan
dan kerugian dalam kehidupan bemasyarakat. Rasulullah SAW melalui
hadits-haditsnya memberikan nasehat kepada umatnya agar tidak mudah terpancing
emosi didalam pergaulan hidup sehari-hari. Diantara sabda-sabda Rasulullah SAW
yang menerangkan larangan bersikap cepat emosi adalah :
عن أبي هريرةَ رضي
الله عنه أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم : أَوْصِنِيْ . قَالَ
: لَا تَغْضَبْ . فَرَدَّ مِرَارًا , قَالَ لَا تَغْضَبْ .
Artinya : “Dari Abi hurairah
r.a bahwa sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulallah,
wasiatilah aku.” Rasulullah SAW menjawab, “Janganlah engkau marah.” Rasulullah
mengulangi sabdanya beberapa kali, “Janganlah engkau marah.”
Ma’asyiral Muslimin…
Sidang jum’at Rahimakumullah
Pada suatu hari, Rasulullah SAW
bersama sejumlah sahabat duduk didalam mesjid. Tiba-tiba datanglah seorang arab
badui masuk kedalam mesjid dan langsung melaksanakan dua raka’at sholat sunat
tahiyyatal masjid.setelah sholat, si badui itu lantas berdoa :
أَللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ
وَمُحَمَّدًا وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا
“Ya Allah,
Rahmatilah aku beserta Nabi Muhammad, dan janganlah engkau berikan rahmatmu
kepada selain kami berdua.”
Setelah itu si badui langsung
berjalan ke pojok mesjid, dan buang air kecil disana. Menyaksikan hal itu,
serentak para sahabat langsung meneriakinya dan segera bangkit untuk
menghalaunya. Melihat gelagat yang kurang baik, Rasulullah SAW yang punya jiwa
pengasih tidak tinggal diam, beliau lantas berkata kepada sahabatnya, “Biarkanlah
dia buang air kecil, janganlah kalian hentikan dia.” Selanjutnya beliau
berkata, “Sesungguhnya kalian diutus untuk memberikan kemudahan, bukan untuk
mempersulit.”
Setelah si badui itu
menuntaskan buang air kecilnya, maka dengan lemah lembut Rasulullah SAW berkata
kepadanya :
إِنَّ هَذِهِ
الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ
إِنَّمَا هي لِذِكْرِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ .
“Sesungguhnya mesjid ini tidak pantas untuk
buang air kecil maupun kotoran lainnya. Sesungguhnya mesjid adalah tempat untuk berdzikir kepada Allah
‘Azza Wajalla, sholat dan membaca Al-Qur’an.”
Kemudian
beliau memerintahkan salah seorang sahabat untuk mengambil setimba air dan
mengguyurkannya ke tempat buang air kecil si badui tadi.
Ma'asyiral Muslimin…
Sidang jum’at Rahimakumullah
Kalau
kita mau merenungkan, dalam kisah diatas terdapat banyak sekali pelajaran yang
dapat kita petik, Yang membuktikan kasih sayang Rasulullah SAW dan keluasan
cara berfikir beliau. Diantaranya adalah :
Pertama, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya agar tidak
cepat marah dan tidak tergesa-gesa serta gegabah didalam mengambil sebuah
keputusan. Sebagai seorang muslim yang beriman dan berakal, hendaknya terlebih
dahulu ia melihat duduk persoalan yang sebenarnya dan kemudian menimbangnya
dengan hukum Allah.
Dalam
kasus diatas, Rasulullah SAW melihat bahwa yang buang air kecil tersebut adalah
seorang badui, dimana sudah menjadi kebiasaan di tempat asalnya dia biasa buang
air kecil di sembarang tempat. Si badui itu belum tau sopan santun dan tata
krama buang air kecil didalam islam. Maka karena itulah rasulullah SAW tidak
langsung memarahinya, tetapi beliau justru memaafkannya. Sebab sebenarnya, si
badui itu tidaklah berniat untuk menghina
maupun mengotori mesjid.
Kedua, Ketika menghadapi dua keburukan yang sedang terjadi,
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk menghindari keburukan yang lebih
besar. Mengotori dan membuang najis di mesjid adalah merupakan suatu hal yang
buruk. Menahan buang air kecil juga merupakan hal yang buruk. Ketika melihat si
badui terlanjur buang air kecil, maka Rasulullah SAW melarang para sahabat
untuk menghentikannya. Sebab jika dihentikan, mesjid itu tetap sudah terkena
najis, sementara kesehatan si badui akan menjadi terancam karena menahan buang
air kecil yang sudah terlanjur keluar. Sedangkan tanah atau lantai mesjid yang
terkena najis air kencing si badui dapat disucikan dengan mengguyurkan air
diatasnya.
Ketiga, Si badui tersebut ketika buang air kecil di mesjid itu adalah
karena ia belum tau tata karma mesjid. Oleh karena itu, setelah si badui
selesai buang air kecil, Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana seharusnya sikap
seorang muslim ketika berada di mesjid. Dengan demikian, si badui tersebut
selamat dari penyakit dan juga faham apa yang harus ia lakukan di mesjid.
Sehingga pada kesempatan yang akan datang, ia tidak akan mengulangi
perbuatannya itu lagi. Inilah sikap seorang pendidik sejati.
Keempat, Seseorang yang berbuat kesalahan karena ia belum
mengetahui hukumnya tentu tidaklah sama dengan orang yang sudah mengetahui
hukumnya. Seorang muslim yang baik, hendaknya tidak melupakan kebaikan orang
lain hanya karena satu atau beberapa kesalahan yang telah ia lakukan.
Lihatlah
si badui ini, walaupun ia pernah melakukan sebuah kesalahan yaitu buang air
didalam mesjid, ternyata dikemudian hari, ia melakukan sesuatu yang sangat
menggembirakan hati para sahabat dan
seluruh umat islam.
Suatu
hari, ketika Rasulullah SAW menyampaikan ceramah ditengah kerumunan para
sahabat yang tidak terhitung jumlahnya, tiba-tiba si badui itu datang dan
mengajukan sebuah pertanyaan yang mengejutkan kepada Rasulullah SAW, “Duhai
Rasulullah, kapankah kiamat tiba?” Rasulullah balik bertanya, “Apa yang telah
engkau persiapkan untuk menghadapi kiamat?” Si badui lalu menjawab,
“Sesungguhnya aku tidak memiliki persiapan apapun, hanya saja aku mencintai
Allah dan RasulNya.” Rasulullah SAW kemudian berkata :
فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ
أَحْبَبْتَ
“Sesungguhnya engkau akan bersama dengan
orang yang engkau cintai.”
Mendengar
jawaban Rasulullah ini, para sahabat merasa sangat gembira. Sahabat Anas bin
Malik bahkan berkata :
فَمَا فَرِحْنَا
بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ . فَأَنَا أُحِبُّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَأَبَا
بَكْرٍ وَعُمَرَ . فَأَرْجُوْ أَنْ أَكُوْنَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ
بِأَعْمَالِهِمْ
“Setelah memeluk islam, kami belum pernah merasa
sangat senang seperti ketika kami mendengar sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya
engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Sahabat Anas melanjutkan,
“dan sesungguhnya aku mencintai Allah dan RasulNya, serta Abu baker dan Umar.
Dan aku berharap dapat bersama mereka, meskipun aku tidak mampu beramal seperti
mereka.”
Ma'asyiral Muslimin…
Sidang jum’at Rahimakumullah
Demikianlah
khutbah singkat ini, mudah-mudahan ada manfaatnya. Semoga Allah Ta’ala
memasukkan kita semua kedalam golongan hamba-hambaNya yang penyayang. Amien Ya
Rabbal ‘Alamien…
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا
خَيْراً مِّنْهُمْ .
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا. وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ.
Khutbah ke 2
الحمد لله حمدًا
كثيرًا كما أمَرْ . أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له إرغامًا لمن جَحَدَ
به وكَفَرْ . وأشهد أنّ سيّدنا محمّدًا عبدُه ورسولُه سيّدُ الخَلائقِ والبَشَرْ .
صَلَّى اللهُ على سيّدِنا محمدٍ وعلى الهِ وأصحابهِ وَسَلَّمَ تسليمًا كثيرًا .
أمَّا بعدُ .
فياأيهاالمسلمون رحمكم الله . اتّقوا اللهَ وَافْعَلُوا الخيراتِ واجْتَنِبُوا
السَّيِّئَاتِ . إن الله وملائكته يُصَلُّوْنَ على النبي ياأيهاالذين أمنوا صلُّوا
عليه وسَلِّمُوْا تسليمًا . فأَجِيْبُوا اللهَ عبادَ اللهِ الى ما دَعَاكُمْ .
وصَلُّوا وسَلِّمُوا على مَنْ به اللهُ هَدَاكُمْ .
اللهم صَلِّ وسَلِّمْ
وبارِكْ على سيّدِنا محمّدٍ وعلى آلِه وصحبِه أجمعين . وعلى التابعين وتابعِ
التابعين لهم بإحسانٍ الى يومِ الدينِ . وارْضَ عَنَّا معهم برحمتِك يا أرحم الراحمين.
اللهم اغفر للمؤمنين
والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات.
يا قاضيَ الحاجاتِ ويا كافيَ الْمُهمّات برحمتك يا أرحم الراحمين. ربنا افْتَحْ
بيننا وبين قومِنا بالحقّ وأنت خيرالفاتحين. ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة
حسنة وقنا عذاب النار.
عِبَادَ اللهِ ...
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. واشْكُرُوْهُ على
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ. ولَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ.