Kamis, 13 Februari 2014

Khutbah Jum'at, JANGAN MUDAH MARAH



JANGAN MUDAH MARAH
الحمدُ للهِ . الحمدُ للهِ القَوِيِّ سُلْطَانُه . الواضحِ بُرْهَانُه . المبسوطِ في الوجودِ كَرَمُهُ وإحسانُه . أشهد ان لا اله الا الله . الذي خَلَقَ الْخَلْقَ لِحِكْمَةٍ . وطَوَى عليه عِلْمَهُ . وأشهد أنَّ سَيِّدَنَا محمدًا عبدُه ورسولُه . العبدُ الصادقُ في قولِهِ وفِعْلِهِ . اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وبارِكْ على سيِّدِنَا ومولانا محمدٍ . الذي أُرْسِلَ للعالمين بشيرًا ونذيرًا . وفي ظُلْمَةِ الْجَهْلِ للمُسْتَبْصِرِيْنَ سِراجًا وقمرًا منيرًا .
أما بعد , فياأيهاالمسلمون رحمكم الله ... اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوْتُنَّ الا وانتم مسلمون . قال الله تعالى في كتابه العظيم : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ .

Ma'asyiral Muslimin… Sidang jum’at Rahimakumullah
Mudah marah atau cepat emosi adalah termasuk dari akhlak yang tercela yang harus dijauhi oleh setiap orang islam. Hal ini disebabkan karena mudah marah itu akan mendatangkan permusuhan dan kerugian dalam kehidupan bemasyarakat. Rasulullah SAW melalui hadits-haditsnya memberikan nasehat kepada umatnya agar tidak mudah terpancing emosi didalam pergaulan hidup sehari-hari. Diantara sabda-sabda Rasulullah SAW yang menerangkan larangan bersikap cepat emosi adalah :
عن أبي هريرةَ رضي الله عنه أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم : أَوْصِنِيْ . قَالَ : لَا تَغْضَبْ . فَرَدَّ مِرَارًا , قَالَ لَا تَغْضَبْ .

Artinya : “Dari Abi hurairah r.a bahwa sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulallah, wasiatilah aku.” Rasulullah SAW menjawab, “Janganlah engkau marah.” Rasulullah mengulangi sabdanya beberapa kali, “Janganlah engkau marah.”

Ma’asyiral Muslimin… Sidang jum’at Rahimakumullah
Pada suatu hari, Rasulullah SAW bersama sejumlah sahabat duduk didalam mesjid. Tiba-tiba datanglah seorang arab badui masuk kedalam mesjid dan langsung melaksanakan dua raka’at sholat sunat tahiyyatal masjid.setelah sholat, si badui itu lantas berdoa :
أَللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ وَمُحَمَّدًا وَلَا تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا

“Ya Allah, Rahmatilah aku beserta Nabi Muhammad, dan janganlah engkau berikan rahmatmu kepada selain kami berdua.”

Setelah itu si badui langsung berjalan ke pojok mesjid, dan buang air kecil disana. Menyaksikan hal itu, serentak para sahabat langsung meneriakinya dan segera bangkit untuk menghalaunya. Melihat gelagat yang kurang baik, Rasulullah SAW yang punya jiwa pengasih tidak tinggal diam, beliau lantas berkata kepada sahabatnya, “Biarkanlah dia buang air kecil, janganlah kalian hentikan dia.” Selanjutnya beliau berkata, “Sesungguhnya kalian diutus untuk memberikan kemudahan, bukan untuk mempersulit.”

Setelah si badui itu menuntaskan buang air kecilnya, maka dengan lemah lembut Rasulullah SAW berkata kepadanya :
إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هي لِذِكْرِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ .

“Sesungguhnya mesjid ini tidak pantas untuk buang air kecil maupun kotoran lainnya. Sesungguhnya mesjid  adalah tempat untuk berdzikir kepada Allah ‘Azza Wajalla, sholat dan membaca Al-Qur’an.”

Kemudian beliau memerintahkan salah seorang sahabat untuk mengambil setimba air dan mengguyurkannya ke tempat buang air kecil si badui tadi.

Ma'asyiral Muslimin… Sidang jum’at Rahimakumullah
Kalau kita mau merenungkan, dalam kisah diatas terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik, Yang membuktikan kasih sayang Rasulullah SAW dan keluasan cara berfikir beliau. Diantaranya adalah :

Pertama, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya agar tidak cepat marah dan tidak tergesa-gesa serta gegabah didalam mengambil sebuah keputusan. Sebagai seorang muslim yang beriman dan berakal, hendaknya terlebih dahulu ia melihat duduk persoalan yang sebenarnya dan kemudian menimbangnya dengan hukum Allah.

Dalam kasus diatas, Rasulullah SAW melihat bahwa yang buang air kecil tersebut adalah seorang badui, dimana sudah menjadi kebiasaan di tempat asalnya dia biasa buang air kecil di sembarang tempat. Si badui itu belum tau sopan santun dan tata krama buang air kecil didalam islam. Maka karena itulah rasulullah SAW tidak langsung memarahinya, tetapi beliau justru memaafkannya. Sebab sebenarnya, si badui itu tidaklah berniat untuk menghina  maupun mengotori mesjid.

Kedua, Ketika menghadapi dua keburukan yang sedang terjadi, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk menghindari keburukan yang lebih besar. Mengotori dan membuang najis di mesjid adalah merupakan suatu hal yang buruk. Menahan buang air kecil juga merupakan hal yang buruk. Ketika melihat si badui terlanjur buang air kecil, maka Rasulullah SAW melarang para sahabat untuk menghentikannya. Sebab jika dihentikan, mesjid itu tetap sudah terkena najis, sementara kesehatan si badui akan menjadi terancam karena menahan buang air kecil yang sudah terlanjur keluar. Sedangkan tanah atau lantai mesjid yang terkena najis air kencing si badui dapat disucikan dengan mengguyurkan air diatasnya.

Ketiga, Si badui tersebut ketika buang air kecil di mesjid itu adalah karena ia belum tau tata karma mesjid. Oleh karena itu, setelah si badui selesai buang air kecil, Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana seharusnya sikap seorang muslim ketika berada di mesjid. Dengan demikian, si badui tersebut selamat dari penyakit dan juga faham apa yang harus ia lakukan di mesjid. Sehingga pada kesempatan yang akan datang, ia tidak akan mengulangi perbuatannya itu lagi. Inilah sikap seorang pendidik sejati.

Keempat, Seseorang yang berbuat kesalahan karena ia belum mengetahui hukumnya tentu tidaklah sama dengan orang yang sudah mengetahui hukumnya. Seorang muslim yang baik, hendaknya tidak melupakan kebaikan orang lain hanya karena satu atau beberapa kesalahan yang telah ia lakukan.

Lihatlah si badui ini, walaupun ia pernah melakukan sebuah kesalahan yaitu buang air didalam mesjid, ternyata dikemudian hari, ia melakukan sesuatu yang sangat menggembirakan  hati para sahabat dan seluruh umat islam.

Suatu hari, ketika Rasulullah SAW menyampaikan ceramah ditengah kerumunan para sahabat yang tidak terhitung jumlahnya, tiba-tiba si badui itu datang dan mengajukan sebuah pertanyaan yang mengejutkan kepada Rasulullah SAW, “Duhai Rasulullah, kapankah kiamat tiba?” Rasulullah balik bertanya, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi kiamat?” Si badui lalu menjawab, “Sesungguhnya aku tidak memiliki persiapan apapun, hanya saja aku mencintai Allah dan RasulNya.” Rasulullah SAW kemudian berkata :
فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Sesungguhnya engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”

Mendengar jawaban Rasulullah ini, para sahabat merasa sangat gembira. Sahabat Anas bin Malik bahkan berkata :
فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ . فَأَنَا أُحِبُّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ . فَأَرْجُوْ أَنْ أَكُوْنَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ

“Setelah memeluk islam, kami belum pernah merasa sangat senang seperti ketika kami mendengar sabda Nabi SAW, “Sesungguhnya engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Sahabat Anas melanjutkan, “dan sesungguhnya aku mencintai Allah dan RasulNya, serta Abu baker dan Umar. Dan aku berharap dapat bersama mereka, meskipun aku tidak mampu beramal seperti mereka.”

Ma'asyiral Muslimin… Sidang jum’at Rahimakumullah
Demikianlah khutbah singkat ini, mudah-mudahan ada manfaatnya. Semoga Allah Ta’ala memasukkan kita semua kedalam golongan hamba-hambaNya yang penyayang. Amien Ya Rabbal ‘Alamien…

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ .
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Khutbah ke 2
الحمد لله حمدًا كثيرًا كما أمَرْ . أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له إرغامًا لمن جَحَدَ به وكَفَرْ . وأشهد أنّ سيّدنا محمّدًا عبدُه ورسولُه سيّدُ الخَلائقِ والبَشَرْ . صَلَّى اللهُ على سيّدِنا محمدٍ وعلى الهِ وأصحابهِ وَسَلَّمَ تسليمًا كثيرًا .
أمَّا بعدُ . فياأيهاالمسلمون رحمكم الله . اتّقوا اللهَ وَافْعَلُوا الخيراتِ واجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ . إن الله وملائكته يُصَلُّوْنَ على النبي ياأيهاالذين أمنوا صلُّوا عليه وسَلِّمُوْا تسليمًا . فأَجِيْبُوا اللهَ عبادَ اللهِ الى ما دَعَاكُمْ . وصَلُّوا وسَلِّمُوا على مَنْ به اللهُ هَدَاكُمْ .

اللهم صَلِّ وسَلِّمْ وبارِكْ على سيّدِنا محمّدٍ وعلى آلِه وصحبِه أجمعين . وعلى التابعين وتابعِ التابعين لهم بإحسانٍ الى يومِ الدينِ . وارْضَ عَنَّا معهم برحمتِك  يا أرحم الراحمين.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات. يا قاضيَ الحاجاتِ ويا كافيَ الْمُهمّات برحمتك يا أرحم الراحمين. ربنا افْتَحْ بيننا وبين قومِنا بالحقّ وأنت خيرالفاتحين. ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عِبَادَ اللهِ ... إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. واشْكُرُوْهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ. ولَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.




1 komentar:

Rudy mengatakan...

ijin copas,,,sangat bermanfaat sekali,,terima kasih