Seorang Tabi'in
yang bernama Abdullah bin Mubarak berkata :
Aku adalah seorang
yang sangat suka menunaikan ibadah haji. Bahkan setiap tahun aku selalu
berhaji. Pernah pada suatu hari, seperti biasanya setiap aku akan menunaikan
ibadah haji, aku mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan keberangkatanku.
Aku pergi ke pasar unta dengan membawa lima
ratus dinar untuk membeli seekor unta untuk perjalanan hajiku. Ternyata uangku
tidak cukup untuk membeli seekor unta. Maka aku pulang kembali ke rumah. Namun
di tengah perjalanan, aku melihat seorang wanita sedang berdiri di tempat
sampah. Dia mengambil bangkai seekor ayam dan membersihkan bulu-bulunya, tanpa
menyadari kehadiranku di dekatnya.
Aku menghampirinya
dan berkata kepadanya, "Mengapa engkau melakukan ini, wahai hamba
Allah?" Wanita itu menjawab, "Tinggalkan aku, dan urus saja urusanmu
sendiri!"
Aku berkata, "Demi Allah, beritahukan kepadaku keadaanmu yang sebenarnya!" Wanita itu berkata, "Baiklah, akan kukatakan keadaanku yang sebenarnya karena engkau telah memaksaku dengan bersumpah atas nama Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya aku adalah wanita Alawiyyah (keturunan nabi SAW). Aku mempunyai tiga orang anak kecil dan suamiku telah meninggal dunia. Sudah tiga hari ini, aku dan anak-anakku belum makan apa-apa. Aku sudah mencari sesuap nasi kemana-mana demi tiga orang anakku, namun aku tidak menemukannya selain bangkai ayam ini. Maka aku akan memasak bangkai ini karena ia halal untuk aku dan anak-anakku (darurat)."
Ketika aku mendengar
apa yang dikatakan wanita itu, sungguh bulu kudukku langsung berdiri tegak,
hatiku terasa tersayat-sayat oleh derita mereka. Aku berkata dalam hati,
"Wahai Ibnu Mubarak, haji mana yang lebih mulia daripada menolong wanita
ini?" Kemudian aku berkata kepada wanita itu, "Wahai wanita
Alawiyyah, sesungguhnya bangkai ayam ini telah diharamkan untukmu. Bukalah
bungkusanmu, aku ingin memberimu dengan sedikit pemberian. " Lalu wanita
itu mengeluarkan sebuah bungkusan dan aku pun menumpahkan semua uang dinarku ke
dalam bungkusan itu.
Wanita itu
langsung berdiri tergesa-gesa karena bahagia dan dia mendoakan kebaikan
untukku. Kemudian aku pulang ke rumah, sementara keinginanku untuk pergi haji
sudah pupus. Lalu aku menyibukkan diri dengan banyak istighfar dan beribadah
kepada Allah. Rombongan haji pun mulai berangkat ke Baitullah.
Ketika jamaah haji
telah pulang dari Mekkah, aku keluar rumah untuk menyambut mereka. Aku
menyalami mereka satu-persatu. Tetapi anehnya, setiap kali aku menyalami salah
seorang dari mereka, dia selalu mengatakan, "Wahai Ibnu Mubarak, bukankah
engkau melaksanakan haji bersama kami? Bukankah aku melihat kamu di tempat anu
dan anu?"
Aku pun
terheran-heran mendengar perkataan mereka itu. Kemudian setelah pulang ke rumah
dan aku tidur malam harinya, aku bermimpi melihat Rasulullah SAW. Beliau
bersabda kepadaku, "Wahai Ibnu Mubarak, engkau telah memberikan uang
dinarmu kepada salah seorang keturunanku. Engkau telah melapangkan kesusahannya
dan engkau telah memperbaiki kondisinya dan anak-anaknya. Maka Allah telah
mengutus malaikat dalam rupamu. Malaikat itu menunaikan haji untukmu setiap
tahun. Dan pahala untukmu akan mengalir terus hingga hari kiamat." Aku pun
terbangun dari tidurku. Aku bersyukur dan memuji kepada Allah atas segala karunia-Nya
kepadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar